STRATEGI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DAN KINERJA GURU MELALUI MORNING BRIEFING DI SMA NEGERI 1 PASURUAN
Oleh:
Drs. Gathot Suyono
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pasuruan
Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih dan mengevaluasi para peserta didik untuk jalur pendidikan formal. Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola kelas. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Dalam informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tangung jawab. Jabatan seorang guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan (Syaiful Bachri Djamarah, 2005:37). Ketiga tugas yang diemban guru tersebut harus berlangsung secara seimbang antara tugas yang satu dengan tugas yang lainnya. Di setiap bidang tugas guru tersebut mempunyai banyak kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru. Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut guru harus mempunyai sikap disiplin, agar semua tugas dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Apalagi dalam tugas guru sebagai profesi sangat membutuhkan tingkat kedisiplinan guru yang tinggi.
Dalam tugas guru sebagai profesi tersebut guru sangat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan tatap muka antara guru dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu baik dari guru ke peserta didik maupun sebaliknya guna mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pembelajaran sendiri dibagi dalam tiga tahap yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran. Ketiga tahap ini tidak dapat dipisahkan karena saling terkait satu sama lain sehingga perlu sikap disiplin dalam menjalankannya.
Kepala sekolah memiliki peran penting dalam dunia pendidikan dan pengajaran, sebagai pemimpin utama di sebuah sekolah dan memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa lingkungan belajar disekolah tersebut berjalan dengan baik. Salah satu tugas utama Kepala Sekolah adalah mendorong perkembangan kinerja guru.
Seorang guru merupakan suri tauladan bagi peserta didik, jadi setiap tindak tanduknya selalu mendapat perhatian dari peserta didik dan harus bisa dijadikan contoh bagi anak didiknya. Di SMA Negeri 1 Pasuruan masih ada guru yang datang ke sekolah terlambat, jam masuk adalah jam 06.45 tetapi ada guru yang belum datang dikarenakan tidak ada jam mengajar pagi. Sehingga tingkat kehadiran guru di pagi hari kurang lebih 51% dari total keseluruhan. Hal ini akan mejadi penghambat terlaksananya tugas guru sebagai profesi.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang terjadi maka diadakan strategi morning briefing. Hal ini melibatkan berkomunikasi secara terbuka dengan guru-guru, memberikan umpan balik konsruktif dengan memberikan kesempatan guru untuk berbagi informasi atau briefing sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung di pagi hari.
Menurut Freddy Liong (2015 : 16) manfaat morning briefing yang bisa dipetik oleh atasan dan bawahannya :
- Menyamakan persepsi tentang priotritas kerja dalam 8 jam pada hari itu.
- Mendeteksi secara dini berbagai permasalahan anak buah yang tidak bisa mereka pecahkan, kemudian atasan akan membantu mencarikan Solusi secara dini pula.
- Memberi semangat kerja di awal hari kerja
- Menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika kerja.
- Menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai morak dan etika kerja
- Menjadi media untuk mendengar berbagai keluhan, informasi dan kondisi karyawan
- Melatih komunikasi dua arah.
- Melatih keterbukaan antara atasan dan bawahan sehingga bila ada masalah atasan bisa melakukan pencegahan sedini mungkin.
Morning briefing dilakukan dengan inti pesan atau agenda yang jelas, disampaikan secara ringkas singkat sekitar 10 – 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Sesuai dengan arti “brief” yaitu pendek atau singkat, pesan disampaikan secara singkat, padat, dan jelas. Hal terpenting yang dicapai dalam morning briefing adalah menyatukan persepsi kerja, memberikan semangat, mendeteksi masalah secara dini, melatih guru dalam berbagi praktik baik dan meningkatkan kedisiplinan kinerja guru. Selain morning briefing dilaksanakan sebelum jam pertama dimulai, pemimpin briefing dilaksakan secara bergilir oleh guru sesuai pangkat dan golongan pegawai. Sehingga menimbulkan sikap tanggung jawab dalam keterlaksanaan morning briefing tersebut.
Hasil dari di terapkannya strategi morning briefing dideskripsikan sebagai berikut tingkat kehadiran guru di pagi hari nampak signifikan dari hasil daftar hadir pegawai dan guru. Minimnya jam kosong kelas saat pagi hari. Dan memberikan dampak psikologi kepada peserta didik bahwasanya peserta didik harus semangat menyambut pelajaran dipagi hari ditemani oleh bapak/ibu guru.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Liong, Freddy (2015). Practical Leadership Guide Book MORNING BRIEFING @WORK. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran Kegiatan
Figure 1. Ice Breaking untuk menumbuhkan semangat
Figure 2. Sharing permasalahan sebagai bentuk deteksi masalah dini.
Figure 3. Sharing bukti fisik kinerja pada PMM
Figure 4. Sharing Gerakan Minum Air Putih 8 Gelas Sehari