Pada tanggal 13 Agustus 2024, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) JATIM menyelenggarakan sebuah workshop yang memikat bertema “Model Kompetensi Kepribadian dan Sosial Bagi Guru SMAN 1 Pasuruan”. Acara ini dipimpin oleh Ibu Tatu Fauziyah Rasyidah, S.P., seorang ahli berpengalaman dalam pengembangan kompetensi guru. Workshop ini dirancang dengan tujuan meningkatkan kualitas kepribadian dan keterampilan sosial para guru di SMAN 1 Pasuruan melalui metode yang inovatif dan menyenangkan.
Kegiatan dimulai dengan sambutan hangat dari Ibu Tatu, yang membuka acara dengan penjelasan mendalam mengenai pentingnya kompetensi kepribadian dan sosial bagi seorang pendidik. Beliau menekankan bahwa guru yang memiliki kepribadian yang kuat dan keterampilan sosial yang baik akan lebih efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan siswa.
Materi pertama yang dibahas adalah kompetensi kepribadian. Ibu Tatu memaparkan berbagai aspek kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru, seperti empati, kejujuran, dan ketahanan. Untuk membuat sesi ini lebih menarik, materi dikemas dalam bentuk fun game. Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diberi tugas untuk melakukan simulasi peran, di mana mereka berlatih menghadapi situasi yang memerlukan kepribadian yang kuat dan sikap positif. Permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan wawasan praktis tentang bagaimana karakter dan sikap pribadi dapat mempengaruhi interaksi sehari-hari di sekolah.
Sesi berikutnya fokus pada kompetensi sosial. Ibu Tatu memfasilitasi sebuah sharing session yang memungkinkan para peserta untuk berbagi pengalaman pribadi dan tantangan yang mereka hadapi dalam membangun hubungan dengan siswa, kolega, dan orang tua. Diskusi ini sangat dinamis dan interaktif, dengan Ibu Tatu memberikan panduan dan strategi tentang cara-cara efektif untuk mengatasi konflik, membangun kerjasama, dan menciptakan lingkungan belajar yang harmonis. Peserta merasa sangat terbantu dengan kesempatan untuk saling bertukar ide dan mendapatkan perspektif baru dari rekan-rekan mereka.
Setelah sesi sharing, peserta diajak untuk melakukan refleksi. Ibu Tatu meminta setiap peserta untuk menulis refleksi pribadi tentang pengalaman mereka selama workshop dan bagaimana mereka bisa menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam praktik mengajar mereka. Refleksi ini diikuti dengan diskusi kelompok kecil, di mana peserta membagikan hasil pemikiran mereka dan mendiskusikan rencana aksi untuk pengembangan diri lebih lanjut.
Bagian akhir dari workshop adalah penugasan. Ibu Tatu memberikan tugas kepada setiap peserta untuk menyusun rencana pengembangan diri yang mencakup aspek kepribadian dan sosial yang telah dibahas. Rencana ini diharapkan dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari mereka di sekolah dan menjadi panduan untuk meningkatkan kualitas interaksi dengan siswa dan rekan kerja. Peserta diminta untuk mempresentasikan rencana mereka di sesi follow-up yang akan datang, sehingga mereka bisa mendapatkan umpan balik dan dukungan lebih lanjut.
Workshop ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dari Ibu Tatu kepada semua peserta atas partisipasi aktif mereka. Beliau berharap bahwa ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama workshop dapat diimplementasikan secara efektif di lingkungan sekolah dan berdampak positif pada proses belajar mengajar di SMAN 1 Pasuruan. Secara keseluruhan, acara ini sukses menciptakan suasana yang inspiratif dan memotivasi para guru untuk terus berkembang dan meningkatkan kompetensi mereka.