Telp/Fax : 0343-421466 sman1kotapasuruan@gmail.com

STRATEGI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DAN KINERJA GURU MELALUI MORNING BRIEFING DI SMA NEGERI 1 PASURUAN

Oleh:

Drs. Gathot Suyono

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pasuruan

Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih dan mengevaluasi para peserta didik untuk jalur pendidikan formal. Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar  siswa, maka  guru  diharapkan  mampu  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  efektif  dan mampu mengelola kelas. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan  diri  dan  diangkat  untuk  menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Dalam informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan  sebagai  sikap  mental  yang  mengandung  kerelaan  mematuhi  semua  ketentuan,  peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tangung jawab. Jabatan seorang guru memiliki  banyak tugas,  baik  yang  terikat  oleh  dinas  maupun  di luar  dinas  dalam  bentuk  pengabdian.  Tugas guru tidak hanya  sebagai  suatu  profesi,  tetapi juga  sebagai  suatu  tugas  kemanusiaan  dan kemasyarakatan  (Syaiful  Bachri  Djamarah, 2005:37).  Ketiga  tugas  yang  diemban  guru tersebut  harus  berlangsung    secara  seimbang antara  tugas  yang  satu  dengan tugas  yang lainnya.  Di setiap bidang  tugas  guru  tersebut mempunyai  banyak  kewajiban  yang  harus dilaksanakan oleh guru. Untuk  melaksanakan  tugas-tugas  tersebut guru  harus  mempunyai  sikap disiplin, agar semua tugas  dapat  terlaksana  dengan  baik  dan  sesuai dengan  tujuan.  Apalagi  dalam  tugas  guru sebagai  profesi  sangat  membutuhkan  tingkat kedisiplinan  guru  yang  tinggi.

Dalam tugas guru sebagai  profesi  tersebut  guru  sangat  bertanggung jawab  terhadap  pelaksanaan  pembelajaran. Pembelajaran  merupakan  kegiatan  tatap  muka antara  guru  dengan  peserta  didik  untuk mentransfer  ilmu  baik  dari  guru  ke  peserta didik  maupun  sebaliknya  guna  mencapai  tujuan pembelajaran  yang  sudah  ditetapkan. Pembelajaran  sendiri  dibagi  dalam  tiga  tahap yaitu  merencanakan  pembelajaran,  melaksanakan proses  pembelajaran  dan  menilai  hasil pembelajaran.  Ketiga tahap ini tidak  dapat dipisahkan  karena  saling  terkait  satu  sama  lain sehingga  perlu  sikap  disiplin  dalam menjalankannya.

Kepala sekolah memiliki peran penting dalam dunia pendidikan dan pengajaran, sebagai pemimpin utama di sebuah sekolah dan memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa lingkungan belajar disekolah tersebut berjalan dengan baik. Salah satu tugas utama Kepala Sekolah adalah mendorong perkembangan kinerja guru.

Seorang guru  merupakan  suri  tauladan  bagi peserta didik,  jadi  setiap  tindak  tanduknya selalu  mendapat  perhatian  dari  peserta didik  dan  harus bisa  dijadikan contoh bagi anak  didiknya.  Di SMA Negeri 1 Pasuruan masih  ada  guru  yang datang  ke  sekolah  terlambat,  jam  masuk  adalah jam 06.45 tetapi  ada  guru  yang  belum  datang dikarenakan tidak ada jam mengajar pagi. Sehingga tingkat kehadiran guru di pagi hari kurang lebih 51% dari total keseluruhan. Hal ini akan mejadi penghambat terlaksananya tugas guru sebagai profesi.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang terjadi maka diadakan strategi morning briefing. Hal ini melibatkan berkomunikasi secara terbuka dengan guru-guru, memberikan umpan balik konsruktif dengan memberikan kesempatan guru untuk berbagi informasi atau briefing sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung di pagi hari.

Menurut Freddy Liong (2015 : 16) manfaat morning briefing yang bisa dipetik oleh atasan dan bawahannya :

  1. Menyamakan persepsi tentang priotritas kerja dalam 8 jam pada hari itu.
  2. Mendeteksi secara dini berbagai permasalahan anak buah yang tidak bisa mereka pecahkan, kemudian atasan akan membantu mencarikan Solusi secara dini pula.
  3. Memberi semangat kerja di awal hari kerja
  4. Menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika kerja.
  5. Menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai morak dan etika kerja
  6. Menjadi media untuk mendengar berbagai keluhan, informasi dan kondisi karyawan
  7. Melatih komunikasi dua arah.
  8. Melatih keterbukaan antara atasan dan bawahan sehingga bila ada masalah atasan bisa melakukan pencegahan sedini mungkin.

Morning briefing dilakukan dengan inti pesan atau agenda yang jelas, disampaikan secara ringkas singkat sekitar 10 – 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Sesuai dengan arti “brief” yaitu pendek atau singkat, pesan disampaikan secara singkat, padat, dan jelas. Hal terpenting yang dicapai dalam morning briefing adalah menyatukan persepsi kerja, memberikan semangat, mendeteksi masalah secara dini, melatih guru dalam berbagi praktik baik dan meningkatkan kedisiplinan kinerja guru. Selain morning briefing dilaksanakan sebelum jam pertama dimulai, pemimpin briefing dilaksakan secara bergilir oleh guru sesuai pangkat dan golongan pegawai. Sehingga menimbulkan sikap tanggung jawab dalam keterlaksanaan morning briefing tersebut.

Hasil dari di terapkannya strategi morning briefing dideskripsikan sebagai berikut tingkat kehadiran guru di pagi hari nampak signifikan dari hasil daftar hadir pegawai dan guru. Minimnya jam kosong kelas saat pagi hari. Dan memberikan dampak psikologi kepada peserta didik bahwasanya peserta didik harus semangat menyambut pelajaran dipagi hari ditemani oleh bapak/ibu guru.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah,  S.B.  (2005).  Guru  dan  Anak  Didik Dalam  Interaksi  Edukatif.  Jakarta:  PT Rineka Cipta.

Liong, Freddy (2015). Practical Leadership Guide Book MORNING BRIEFING @WORK. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

 

Lampiran Kegiatan

Figure 1. Ice Breaking untuk menumbuhkan semangat

Figure 2. Sharing permasalahan sebagai bentuk deteksi masalah dini.

Figure 3. Sharing bukti fisik kinerja pada PMM

Figure 4. Sharing Gerakan Minum Air Putih 8 Gelas Sehari