Pada tanggal 4 hingga 6 September 2024, SMAN 1 Pasuruan bekerja sama dengan Puskesmas Kebonsari Kota Pasuruan menyelenggarakan kegiatan Skrining Kesehatan dan Skrining Perilaku Merokok Pada Anak Sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan fisik dan mental peserta didik, serta memberikan edukasi terkait bahaya merokok dan anti-perundungan. Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa/i kelas X, XI, dan XII sebagai sasaran utama dan berlangsung selama tiga hari.

Kesehatan remaja, khususnya siswa-siswi sekolah menengah, menjadi perhatian utama dalam kegiatan ini. Di usia yang masih dalam masa perkembangan, pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting dilakukan untuk mendeteksi dini potensi masalah kesehatan yang mungkin tidak disadari. Selain itu, perilaku merokok di kalangan remaja, yang menjadi masalah serius di Indonesia, juga menjadi salah satu fokus utama dalam skrining ini.
Hari Pertama: Skrining Kesehatan Umum

Pada hari pertama, tanggal 4 September 2024, kegiatan diawali dengan skrining kesehatan umum. Para siswa/i diperiksa oleh tim medis dari Puskesmas Kebonsari yang terdiri dari tenaga medis profesional, termasuk dokter umum, perawat, dan ahli gizi.

Kegiatan pemeriksaan ini meliputi beberapa aspek kesehatan seperti:

Cek kesehatan telinga, untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran yang mungkin dialami oleh siswa tanpa mereka sadari. Pemeriksaan telinga ini penting untuk memastikan kesehatan pendengaran yang optimal, yang tentu saja sangat mempengaruhi proses pembelajaran.
Cek Hemoglobin (HB), yang dilakukan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah. Kadar hemoglobin yang rendah dapat menjadi indikasi anemia, yang bisa menyebabkan kelelahan, lemas, serta gangguan konsentrasi pada siswa.
Cek Buta Warna, yang bertujuan untuk mendeteksi gangguan penglihatan terkait kemampuan membedakan warna. Tes ini penting, terutama untuk siswa yang mungkin berencana melanjutkan studi ke bidang yang membutuhkan penglihatan warna yang tajam, seperti desain atau kedokteran.
Pemeriksaan tato, dilakukan untuk mengidentifikasi apakah ada siswa yang memiliki tato, serta memberikan edukasi mengenai risiko kesehatan yang mungkin timbul dari praktik tato yang tidak steril.

Kegiatan hari pertama ini diakhiri dengan sesi tanya jawab antara siswa dan petugas medis. Siswa diperbolehkan mengajukan pertanyaan terkait kesehatan, dan tim medis memberikan penjelasan serta tips menjaga kesehatan sehari-hari.
Hari Kedua: Skrining Perilaku Merokok dan Psikologi

Pada hari kedua, tanggal 5 September 2024, fokus kegiatan bergeser ke skrining perilaku merokok dan kesehatan mental.

Siswa diminta untuk mengisi kuesioner terkait perilaku merokok, yang bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada siswa yang sudah pernah merokok atau sedang merokok. Data ini nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk memberikan edukasi lebih lanjut tentang bahaya merokok, khususnya pada usia remaja. Selain itu, tim dari Puskesmas Kebonsari juga melakukan pemeriksaan psikologi untuk mendeteksi adanya gangguan mental seperti stres, kecemasan, atau bahkan depresi yang mungkin dialami oleh siswa.

Pemeriksaan psikologi dilakukan dengan cara wawancara singkat serta pengisian kuesioner psikologi. Bagi siswa yang ditemukan memiliki gejala stres atau masalah psikologis lainnya, akan diarahkan untuk konsultasi lebih lanjut dengan konselor atau psikolog yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah bekerja sama dengan Puskesmas.


Hari Ketiga: Edukasi Anti-Perundungan dan Bahaya Merokok

Pada hari terakhir, tanggal 6 September 2024, kegiatan dilanjutkan dengan sesi edukasi anti-perundungan dan bahaya merokok. Sesi ini diisi oleh tim medis dari Puskesmas dan konselor dari pihak sekolah.

Edukasi anti-perundungan menjadi hal yang sangat penting mengingat dampak negatif dari perundungan, baik secara psikologis maupun sosial. Dalam sesi ini, siswa diberikan pemahaman mengenai apa itu perundungan, dampaknya terhadap korban, serta bagaimana cara menghindari atau melaporkan jika mereka mengalami atau melihat perundungan di lingkungan sekolah. Para siswa juga diajarkan tentang pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan mendukung bagi semua orang.

Selain itu, sesi edukasi mengenai bahaya merokok juga sangat menonjol dalam kegiatan ini. Tim dari Puskesmas memaparkan dampak kesehatan jangka panjang yang disebabkan oleh merokok, seperti penyakit paru-paru, kanker, serta gangguan pernapasan. Mereka juga menyoroti risiko lebih besar yang dihadapi oleh perokok remaja, mengingat tubuh mereka masih dalam tahap pertumbuhan.

Dalam sesi ini, siswa diajak untuk berdiskusi mengenai alasan di balik perilaku merokok pada remaja dan bagaimana mereka bisa menghindari godaan untuk merokok. Para siswa yang pernah mencoba merokok atau sedang merokok diberikan kesempatan untuk berbicara secara anonim mengenai pengalaman mereka, dan tim medis memberikan solusi serta dukungan untuk berhenti merokok.

Kegiatan Skrining Kesehatan dan Skrining Perilaku Merokok Pada Anak Sekolah di SMAN 1 Pasuruan ini berjalan dengan lancar dan mendapat respons positif dari siswa/i. Tidak hanya pemeriksaan kesehatan fisik dan mental yang dilakukan, tetapi juga edukasi yang bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menjauhi perilaku merokok serta perundungan.

Kolaborasi antara SMAN 1 Pasuruan dan Puskesmas Kebonsari ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan berkarakter, yang mampu menjalani masa depan dengan lebih baik tanpa terjerat masalah kesehatan atau perilaku merugikan. ~LS