Selama dua pekan, SMAN 1 Pasuruan melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kebhinekaan Global dan subtema Merajut Keberagaman: Membangun Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap pentingnya nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam konteks kebhinekaan dan toleransi. Projek ini menitikberatkan pada pengenalan budaya Indonesia yang sangat kaya dan beragam, serta mengajarkan siswa bagaimana menghargai dan merawat keragaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini dirancang dengan tujuan untuk membangun karakter siswa yang lebih inklusif, toleran, dan terbuka terhadap perbedaan. Melalui subtema “Merajut Keberagaman”, siswa diajak untuk memahami pentingnya toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka diberi pemahaman bahwa perbedaan, baik dalam hal budaya, agama, bahasa, maupun adat istiadat, adalah kekayaan yang harus dijaga dan dihargai. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengasah kemampuan siswa dalam menyampaikan ide dan gagasan secara kreatif melalui media digital, yaitu video.

Tahap Persiapan
Pada tahap awal, para siswa dikelompokkan berdasarkan minat dan bakat mereka. Setiap kelompok diharapkan dapat mengeksplorasi aspek-aspek budaya Indonesia, seperti tarian tradisional, adat istiadat, makanan khas, dan pakaian daerah. Pembelajaran diawali dengan diskusi interaktif mengenai konsep kebhinekaan global, di mana siswa diberikan pemahaman bahwa dunia saat ini semakin terhubung dan penting bagi mereka untuk mampu mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional. Sesi ini juga membahas pentingnya toleransi dalam menghadapi keberagaman, baik di tingkat lokal maupun global.

Selama dua pekan, para siswa aktif terlibat dalam serangkaian kegiatan, mulai dari riset budaya, diskusi kelompok, hingga proses produksi video. Setiap kelompok memilih satu budaya daerah yang mereka anggap menarik dan relevan untuk diperkenalkan ke dunia internasional. Mereka mempelajari berbagai tarian tradisional, seperti Tari Saman dari Aceh, Tari Kecak dari Bali, dan Tari Piring dari Sumatera Barat. Selain itu, adat istiadat seperti upacara pernikahan tradisional, cara penyambutan tamu, dan festival budaya juga menjadi fokus utama.

Dalam bidang kuliner, siswa mengeksplorasi makanan khas daerah, seperti Rendang dari Sumatera Barat, Gudeg dari Yogyakarta, dan Papeda dari Papua. Mereka tidak hanya mempelajari cara memasak makanan tersebut, tetapi juga sejarah dan makna di balik hidangan-hidangan itu. Pakaian tradisional, seperti Kebaya, Baju Bodo, dan Ulos, juga diangkat dalam video mereka sebagai bagian dari identitas budaya yang perlu dilestarikan.

Setelah proses riset dan persiapan, para siswa mulai memproduksi video. Mereka mendokumentasikan hasil eksplorasi budaya dalam format yang menarik, menambahkan narasi yang menjelaskan makna budaya tersebut, dan bagaimana nilai-nilai keberagaman dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini melibatkan kreativitas tinggi, di mana siswa berkolaborasi dalam menulis naskah, merekam video, hingga mengedit hasil akhirnya.

Setelah melalui proses yang intens selama dua pekan, hasil karya siswa berupa video yang memperkenalkan budaya Indonesia berhasil diselesaikan. Setiap video menampilkan tarian tradisional, adat istiadat, makanan khas, dan pakaian daerah yang dipilih oleh kelompok masing-masing. Video tersebut juga dilengkapi dengan narasi yang menekankan pentingnya merajut keberagaman dan membangun toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, salah satu kelompok menampilkan Tari Saman dan menjelaskan bahwa tarian ini bukan hanya ekspresi seni, tetapi juga simbol kerja sama dan kekompakan dalam masyarakat. Kelompok lain memperkenalkan upacara pernikahan adat Jawa yang sarat dengan nilai-nilai penghormatan terhadap keluarga dan tradisi. Sementara itu, beberapa kelompok memilih untuk fokus pada makanan khas daerah dan pakaian tradisional, yang menjadi ciri khas budaya lokal.

Melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kebhinekaan Global, siswa SMAN 1 Pasuruan tidak hanya belajar tentang kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga mendapatkan pemahaman mendalam tentang pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Karya-karya video yang dihasilkan menjadi bukti konkret bahwa siswa mampu memahami dan menyampaikan nilai-nilai kebhinekaan dalam format yang kreatif dan relevan dengan dunia modern. Diharapkan, kegiatan ini dapat menginspirasi siswa untuk terus menghargai dan menjaga kebhinekaan dalam kehidupan mereka, serta menjadi agen perubahan yang mampu memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.